BAB
I PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Darah merupakan
jaringan tubuh yang memiliki fungsi yang sangat penting untuk kelangsungan
hidup kita. Pada orang dewasa yang sehat, volume darah kira-kira 8% dari berat
badan atau lebih kurang lima liter. Sistem sirkulasi pada manusia terdiri dari
jantung, pembuluh darah, pembuluh limfa, dan alat angkut utama (yaitu darah).
Darah dapat mengangkut gula, asam amino, garam mineral, dan vitamin, sedangkan
lemak diangkut oleh getah bening.
Jantung
merupakan alat transportasi darah yang mendukung peredaran darah keseluruh
tubuh. Setiap orang memiliki ukuran jantung yang berbeda-beda, sesuai dengan
kepalan tangan masing-masing orang. Jantung manusia terletak dirongga dada
sebelah kiri dan diatas diafragma. Dinding jantung terdiri dari lapisan
pembungkus jantung (Pericardium), otot jantung (miokardium), dan selaput yang
membatasi ruang jantung (endokardium). Jantung bekerja sesuai dengan perintah
saraf otonom yang berpusat diotak. Kerja jantung dipengaruhi oleh keadaan
kontraksi dan relaksasi (mengembang dan mengerut).
Pembuluh darah
merupakan bagian dari sistem peredaran darah yang berfungsi mengalirkan darah.
Pembuluh darah pada manusia terdiri dari pembuluh nadi (arteri), pembuluh balik
(vena), dan pembuluh kapiler.
Getah bening
merupakan cairan kekuning-kuningan, yang mengisi rongga antar sel pada jaringan
tubuh, dan tersusun dari sel-sel darah putih. Getah bening disebut juga limfe. Peredaran getah bening merupakan
peredaran darah terbuka.
Anemia
Defisiensi Besi (ADB) adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan
besi untuk eritropoiesis, oleh karena cadangan besi kosong yang pada akhirnya
mengakibatkan pembentukan hemoglobin yang berkurang. Anemia Defisiensi Besi ini
adalah anemia yang paling sering dijumpai, terutama di Negara-negara tropik,
karena sangat berkaitan erat dengan taraf social ekonomi (Bakta dkk, 2006).
2.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1) Menjelaskan
pembagian sistem sirkulasi.
2) Menjelaskan
struktur dan fungsi jantung.
3) Menjelaskan
struktur dan fungsi pembuluh darah.
4) Menjelaskan
komposisi darah dan fungsinya.
5) Menjelaskan
proses ertropoiesis.
6) Menjelaskan
proses pengangkutan oksigen.
7) Menjelaskan
proses pengangkutan karbondioksida.
3.
Pembatasan
Masalah
Agar makalah ini
lebih terarah dan terfokus maka penulis perlu memberi batasan masalah. Batasan
masalah ini hanya pada sistem peredaran darah.
4.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah pada
makalah ini sebagai berikut: “ Apakah ada fungsi peredaran darah tersebut bagi
manusia?”
5.
Tujuan
Adapun tujuan penulisan
makalah ini diharapkan mahasiswa:
1) Mengetahui
pembagian sistem sirkulasi, struktur dan fungsi jantung.
2) Mengetahui
struktur dan fungsi pembuluh darah serta komposisi darah dan fungsinya.
3) Mengetahui
proses eritropoiesis, proses pengangkutan oksigen, dan proses pengangkutan
karbondioksida.
BAB
II PEMBAHASAN
A. Darah
Darah
merupakan jaringan tubuh yang memiliki fungsi yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup kita. Pada orang dewasa yang sehat, volume darah kira-kira
8% dari berat badan atau lebih kurang lima liter. Sistem sirkulasi pada manusia
terdiri dari jantung, pembuluh darah, pembuluh limfa, dan alat angkut utama
(yaitu darah). Darah dapat mengangkut gula, asam amino, garam mineral, dan
vitamin, sedangkan lemak diangkut oleh getah bening.
1.
Fungsi
Darah
Ø Darah sebagai alat pengangkut
Darah mengangkut
sari-sari makanan dan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Darah juga mengangkut
zat-zat sisa pembakaran (oksidasi), yaitu karbondioksida dari sel-sel tubuh ke
paru-paru. Darah mengangkut zat-zat sisa metabolisme kea lat-alat pengeluaran (alat-alat
eksresi). Darah juga berfungsi mengedarkan hormon ke organ tubuh tertentu dan
mengedarkan air ke seluruh tubuh.
Ø Darah sebagai alat pertahanan tubuh
dari penyakit
Zat antibodi
yang terdapat dalam darah berfungsi mempertahankan kekebalan tubuh dari
penyakit. Sel darah putih dalam darah berfungsi membinasakan kuman-kuman
penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
Ø Darah sebagai pengatur suhu tubuh
Darah
memindahkan panas dari alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak
aktif sehingga keseimbangan suhu tubuh dapat terjag.
Ø Darah melakukan proses pembekuan
darah
Bila terjadi
luka, sel-sel darah pembeku akan melakukan proses pembekuan darah sehingga
darah tidak terus-menerus keluar. Dengan demikian, luka akan tertutup sehingga
mencegah infeksi kuman penyakit.
2.
Bagian-
bagian Darah
Darah manusia terdiri
dari beberapa bagian sebagai berikut:
Ø Plasma Darah (Cairan Darah)
Zat-zat yang
dapat larut didalam plasma darah adalah protein darah, sari makanan, (glukosa
dan asam amino), enzim, antibodi, hormon dan zat sisa metabolisme. Sebagian
besar dari plasma darah terdiri dari 90% air, sisanya adalah sari makanan,
mineral, hormon, antibodi, karbondioksida, protrombin, dan fibrinogen. Lihat
Gambar 1.1.
Gambar 1.1
darah manusia yang tersusun dari sel-sel darah dan plasma darah.
Fungsi plasma
darah adalah mengedarkan sari makanan ke sel tubuh, mengangkut sisa oksidasi
dari jaringan tubuh kealat pengeluaran, dan mengedarkan hormon.
Ø Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel
darah merah merupakan bagian utama dari sel-sel darah, karena jumlahnya paling
banyak dibandingkan dengan sel darah lainnya. Pada janin (fetus) sel darah
merah dibentuk dihati dan limpa. Setelah bayi dilahirkan, sel darah merah dibentuk
disumsum tulang. Pada orang dewasa, setiap satu mililiter darah mengandung
kira-kira lima juta butir sel darah merah. Jumlah sel darah merah menjadi lebih
banyak bila orang tersebut tinggal di dataran tinggi (pegunungan). Hal ini
disebabkan oksigen di dataran tinggi berkadar rendah sehingga tubuh harus
membuat lebih banyak sel darah merah agar dapat mmengikat oksigen lebih banyak.
Keadaan ini merupakan adaptasi tubuh terhadap lingkungan,
|
Sumber: www.wikipedia.org
Gambar 1.2 sel-sel darah merah.
Sel
darah merah hanya mampu hidup selama 120 hari. Dalam setiap 1 mm2
darah, terdapat sekitar 5.000.000 sel darah merah. Zat yang menyebabkan darah
berwarna merah adalah hemoglobin.
Fungsi hemoglobin adalah untuk
mengikat oksigen dari paru-paru dan mengedarkannya keseluruh tubuh. Orang yang
mengalami kekurangan darah merah dapat menderita anemia. Ciri-ciri penderita anemia
adalah pucat, lemah, dan lesu.
Ø Sel Darah Putih (Leukosit)
Leukosit adalah sel darah Yang mengendung inti,
disebut juga sel darah putih. Sel darah putih lebih sedikit jumlahnya
dibandingkan dengan sel darah merah. Pada orang dewasa yang normal, setiap satu
mililiter darah mengandung kira-kira 8.000
sel darah putih. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah, limpa,
dan kelenjer getah bening (kelenjer limfe).
Sel darah putih bermacam-macam jenisnya, yaitu
neutrofil, basofil, eosinofil, monosit, dan limfosit. Lihat Gambar dalam tabel
1.3.
Tabel 1.
Tipe-tipe leukosit, diagram, serta % dalam tubuh manusia
No
|
Tipe Leukosit
|
Diagram
|
% dalam tubuh manusia
|
Keterangan
|
1
|
Neutrofil
|
|
65 %
|
Neutrofil berhubungan dengan
pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses
peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan
pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya neutrofil dalam
jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.
|
2
|
Eosinofil
|
|
4 %
|
Eosinofil
terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya
eosinofil menandakan banyaknya parasit.
|
3
|
Basofil
|
|
< 1 %
|
Basofil terutama bertanggung jawab untuk
memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.
|
4
|
Limfosit
|
|
= 25 %
|
Limfosit lebih umum dalam sistem
limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit:
·
Sel
B:
Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya.
(Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, tapi setelah
adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam
menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori'.)
·
Sel T: CD4+
(pembantu) Sel T mengkoordinir
tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV)
sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+
(sitotoksik)
dapat membunuh sel yang terinfeksi virus.
·
Sel
natural killer: Sel pembunuh alami (natural killer,
NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia
tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus
atau telah menjadi kanker
|
5
|
Monosit
|
|
6 %
|
Monosit membagi fungsi "pembersih
vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia
hidup dengan tugas tambahan: memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal
dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.
|
6.
|
Magrofag
|
|
Lihat diatas
|
Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah serta masuk ke
dalam jaringan.
|
Ukuran sel darah
putih lebih besar daripada sel darah merah, bentuknya tidak tetap (amoeboid), tidak memiliki warna, dan
memiliki inti sel. Fungsi sel darah putih adalah untuk melindungi tubuh dari
infeksi, dengan cara memakan kuman-kuman penyakit dan menghasilkan zat
antibodi. Sel darah putih dapat hidup sekitar 12-13 hari. Dalam 1 mm2
darah terdapat 6.000-9.000 sel darah putih.
Ø Keping
Darah (Trombosit)
Trombosit merupakan komponen tubuh kita yang mengalir
bersama dengan sel darah merah dan putih. Keping darah mempunyai ukuran tidak
teratur, berukuran kecil, tidak berwarna, dan tidak mempunyai inti. Keeping
darah dibentuk di dalam sum-sum merah tulang. Dalam 1 mm3 darah terdapa sekitar 200.000.000 trombosit. Keping darah mempunyai peran
dalam pembekuan darah. Lihat Gambar 1.4.
Sumber: www.wikipedia.org
Gambar 1.4
keping darah
Jika tubuh mengalami luka, darah akan keluar dan trombosit-nya akan pecah, yang akan mengeluarkan enzim yang disebut
trombokinase. Trombokinase akan mengubah protombin
di dalam plasma darah menjadi enzim yang disebut trombin. Trombin mengubah
protein darah fibrinogen menjadi
benang-benang fibrin. Dengan adanya fibrin inilah darah yang keluar bisa
membeku. Proses pembekuan darah dapat dilihat pada Gambar 1.5. jika luka yang
diderita seseorang hanya dipermukaan otot, biasanya darah cepat membeku. Tetapi
bila luka lebih dalam, diperlukan waktu yang lebih lama agar darah membeku.
Sumber: www.wikipedia.org
Gambar 1.5 Proses Pembekuan Darah
Skema
proses pembekuan darah dapat dilihat pada bagan berikut.
Pembuluh darah pecah menyebabkan
Keeping darah pecah
|
Tromboplastin/ Trombokinase
|
|
B. Struktur dan Fungsi Jantung
1.
Struktur
Jantung
Jantung
merupakan alat transportasi darah yang mendukung peredaran darah ke seluruh
tubuh. Setiap orang memiliki ukuran jantung yang berbeda-beda, sesuai dengan
kepalan tangan masing-masing orang. Dalam keadaan normal, jantung berdenyut
sekitar 70 -80 kali setiap menitnya.
Urutan kerja
denyut jantung sebagai berikut:
v Serambi
kanan dan serambi kiri mengembang (relaksasi), sehingga darah dari pembuluh
balik tubuh dan paru-paru masuk ke serambi jantung.
v Serambi
kanan dan serambi kiri menguncup (kontraksi), serta bilik relaksasi, sehingga
darah mengalir kebilik jantung.
v Bilik
kanan dan bilik kiri menguncup, darah keluar dari bilik kiri melalui aorta ke seluruh tubuh, serta dari bilik
kanan ke paru-paru.
v Setelah
kedua serambi dan kedua bilik istirahat, kemudian urutan diatas diulang
kembali.
Jantung manusia
terletak di dalam rongga dada sebelah kiri dan diatas diafragma. Dinding
jantung terdiri dari lapisan pembungkus jantung (pericardium), otot jantung (miokardium),
bekerja tidak mengikuti kehendak kita, artinya jantung bekerja secara otomatis.
dan selaput yang membatasi ruang jantung (endokardium).
Jantung manusia terdiri dari empat ruang, yaitu serambi (atrium) kiri, serambi
(atrium) kanan, bilik (ventrikel) kiri, bilik (ventrikel) kanan. Serambi
jantung berada di sebelah kanan atas, bilik berada di sebelah bawah. Dinding
bilik lebih tebal daripada dinding serambi.
Diantara
serambi kiri terdapat katup berdaun dua (vulvula
bikuspidalis) dan diantara serambi kanan dan bilik kanan terdapat katub
berdaun tiga (vulvula trikuspidalis).
Katub-katub tersebut berguna untuk menjaga agar darah tidak kembali ke serambi
ketika bilik jantung memompa darah. Selain itu, pada pangkal pembuluh nadi
terdapat pula katup berbentuk seperti bulan sabit (valvula semilunaris). Katup ini berguna untuk mencegah darah yang
sudah masuk ke aorta (pembuluh nadi terbesar) agar tidak kembali ke jantung
lagi. Lihat struktur jantung pada Gambar 1.6.
Gambar 1.6 Struktur Jantung Manausia
2.
Fungsi
Jantung
Jantung memiliki
fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai alat pemompa darah keseluruh tubuh.
Dari jantung, darah diatur dan dialirkan melalui pembuluh darah ke seluruh
bagian tubuh. Jantung bekerja sesuai dengan perintah saraf otonom yang berpusat
diotak. Jantung dipengaruhi oleh keadaan kontraksi dan relaksasi (mengembang
dan mengerut).
Cara kerja
jantung adalah sebagai berikut. Serambi jantung mengembang sehingga darah dari
seluruh tubuh yang kaya karbondioksida masuk ke serambi kanan. Sementara itu darah
dari pembuluh balik paru-paru (vena
pulmonalis) yang kaya oksigen masuk ke serambi kiri. Serambi jantung
mengempis dan bilik mengembang sehingga darah masuk ke bilik. Darah dari
serambi kanan masuk ke bilik kanan. Darah dari serambi kiri masuk ke bilik
kiri. Karena adanya katup berdaun dua dan katup berdaun tiga maka darah tidak
dapat kembali lagi ke serambi. Bilik jantung mengempis sehingga darah dari
bilik kiri yang kaya oksigen di pompakan dengan kuat ke seluruh tubuh,
sedangkan darah dari bilik kanan yang kaya karbondioksida di pompakan ke
paru-paru untuk di bersihkan. Cara kerja jantung dapat di lihat pada Gambar 1.7.
|
|||||
|
C. Struktur dan Fungsi Pembuluh Darah
Pembuluh darah
merupakan bagian dari sistem peredaran darah
yang berfungsi mengalirkan darah. Pembuluh darah pada manusia terdiri
dari pembuluh nadi (arteri), pembuluh balik (vena), dan pembuluh kapiler.
Ketiga pembuluh darah tersebut mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda yaitu
sebagai berikut.
1.
Pembuluh
Nadi (Arteri)
Pembuluh nadi
adalah pembuluh yang mengalirkan darah dari jantung keseluruh tubuh dan
paru-paru. Penyempitan pembuluh nadi oleh timbunan lemak dapat menimbulkan
tekanan darah tinggi atau hipertensi. Letak pembuluh nadi agak tersembunyi atau
di dalam permukaan tubuh. Hanya bagian-bagian pembuluh nadi tertentu di dekat
permukaan tubuh yang dapat dirasakan denyutnya, misalnya pada pergelangan
tangan dan leher. Dinding otot pembuluh nadi lebih tebal, kuat, dan bersifat
elastis dibandingkan dengan pembuluh balik. Lihat Gambar 1.8.
|
||||
|
||||
Hal ini sesuai
dengan peranannya, yaitu membantu pemompaan jantung dalam peredaran darah.
Darah yang keluar dari jantung melalui dua pembuluh nadi. Pembuluh nadi
pertama, keluar dari bilik kiri (ventrikel kiri). Pembuluh nadi ini membawa
darah yang kaya oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Pembuluh darah ini
disebut nadi besar (aorta). Pada
pangkal aorta terdapat katup berbentuk bulat sabit (valvula semilunaris) yang
berfungsi mengatur agar darah yang keluar dari jantung tetap searah.
Pembuluh nadi kedua,
keluar dari bilik kanan (ventrikel kanan). Pembuluh nadi ini membawa darah dari
seluruh tubuh yang kaya karbondioksida menuju ke paru-paru. Pembuluh darah ini
disebut pembuluh nadi paru-paru (arteri
pulmonalis). Lihat kembali Gambar 1.6.
2.
Pembuluh
Balik (Vena)
Pembuluh balik
adalah pembuluh yang mengalirkan darah dari seluruh tubuh dan paru-paru menuju
jantung. Pembuluh balik umumnya terletak di permukaan tubuh. Banyak pembuluh
balik yang dapat kita amati dengan mudah. Pembuluh darah yang tampak kebiruan
dibawah kulit adalah pembuluh balik. Kita tidak dapat merasakan adanya denyutan
pada pembuluh balik.
Dinding otot
pembuluh balik lebih tipis dibandingkan pembuluh nadi, tetapi diameternya lebih
besar dan tidak elastis. Di sepanjang pembuluh balik banyak terdapat katup.
Katup-katup tersebut membuat darah hanya mengalir hanya ke satu arah, yaitu ke
jantung.
Struktur
pembuluh balik dapat di lihat pada Gambar 1.9.
Sumber: www.wikipedia.org
Gambar 1.9
Struktur Pembuluh Balik
Pada manusia,
pembuluh balik secara garis besar dibedakan menjadi dua macam, yaitu pembuluh
balik paru-paru dan pembuluh balik tubuh. Pembuluh balik paru-paru (vena pulmonalis) adalah pembuluh balik
yang membawa darah dari paru-paru ke serambi kiri (atrium kiri) jantung.
Pembuluh balik paru-paru membawa darah yang kaya oksigen. Pembuluh balik
berukuran besar, terdiri dari pembuluh balik atas (vena cava superior) dan pembuluh balik bawah (vena cava inferior).
Pembuluh balik
atas membawa darah dari tubuh bagian atas, misalnya kepala dan lengan.
Sedangkan pembuluh balik bawah membawa darah dari tubuh bagian bawah. Kedua
pembuluh balik tersebut bermuara ke serambi kanan (atrium kanan) jantung dan
membawa darah yang kaya karbondioksida. Karbondioksida merupakan sisa
pembakaran yang terjadi pada seluruh bagian tubuh.
Tabel 2 perbedaan antara arteri dan
vena
No
|
pembeda
|
Pembuluh darah arteri
|
Pembuluh darah vena
|
1
|
Dinding / pembuluh
|
Lebuh tebal
|
Lebih tipis
|
2
|
Lumen / saluran
|
Sempit
|
Luas
|
3
|
katub
|
Tidak ada
|
Ada di
sepanjang pembuluh, berfungsi untuk mencegah terjadinya arus balik, sehingga
arah aliran hanya ke satu arah
|
4
|
Aliran darah
|
Meninggalkan jantung
|
Menuju jantung
|
5
|
Tekanan darah
|
Kuat
|
Lemah
|
6
|
denyutan
|
Terasa,
seirama dengan denyut jantung
|
Tidak ada
|
3.
Pembuluh Kapiler
Pembuluh kapiler
merupakan pembuluh darah yang sangat halus dan langsung berhubungan dengan
sel-sel jaringan tubuh. Dinding pembuluh kapiler hanya berupa selapis sel.
Pembuluh kapiler menghubungkan ujung pembuluh nadi terkecil (arteriola) dengan ujung pembuluh balik
terkecil (venula). Di dalam pembuluh
kapiler inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Struktur pembuluh
kapiler dapat dilihat pada Gambar 1.10.
|
|||||
|
Sistem
Peredaran Darah Manusia
Peredaran
darah pada manusia disebut peredaran darah tertutup karena selalu beredar di
dalam pembuluh darah. Pada system peredaran darah tertutup, darah tidah pernah
langsung masuk kedalam jaringan tubuh, tetapi selalu melalui pembuluh-pembuluh
darah. Peredaran darah manusia juga disebut peredaran darah rangkap (ganda),
karena dalam sekali beredar, darah selalu melewati jantung sebanyak dua kali.
Peredaran
darah ganda terdiri dari peredaran darah ganda (peredaran darah pendek), dan
peredaran darah besar (peredaran darah panjang).
Ø Pada
peredaran darah kecil, darah dari jantung mengalir ke paru-paru dan kembali ke jantung.
Jantung (bilik
kanan) pembuluh nadi
paru-paru paru-paru pembuluh balik paru-paru jantung (serambi kiri)
Secara
singkat: jantung
paru-paru
Ø Pada
peredaran darah besar, darah dari jantung mengalir ke seluruh tubuh dan kembali
ke jantung.
|
|||||||||
|
|||||||||
|
Golongan
Darah
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang
paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di
dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya
saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel
dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok,
dan kematian.
Golongan
darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya,
sebagai berikut:
ü Individu dengan golongan darah A
memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif
hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau
O-negatif.
ü Individu dengan golongan darah B
memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi
terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah
B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif
atau O-negatif.
ü Individu dengan golongan darah AB
memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan
antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah
AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan
disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah
AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
ü Individu dengan golongan darah O
memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A
dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan
darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor
universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima
darah dari sesama O-negatif.
Rhesus
Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah
dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini
diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada
tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki
faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka
yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki
golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan
penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun
pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah
dengan 80% populasi dengan golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan
golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat
menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada
perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat
memengaruhi janin pada saat kehamilan.
Sumber: www.wikipedia.org
Gambar 1.12 golongan darah
Agglutinogen
memiliki dua jenis yaitu A dan B, begitu juga agglutinin memiliki
jenis a dan b.
ü Golongan darah A jika
mengandung agglutinogen A di sel-selnya dan agglutinin b di plasma-nya.
ü Golongan darah B jika
mengandung agglutinogen B di sel-selnya dan agglutinin a di plasma-nya.
ü Golongan darah AB jika
mengandung agglutinogen A dan B di sel-selnya dan tidak memiliki agglutinin di
plasma-nya.
ü Golongan darah O jika tidak
memiliki aggllutinogen di sel-selnya dan memiliki agglutinin a dan b di
plasmanya.
Perbedaan inilah yang kemudian dikelompokkan menjadi
penggolongan darah. Golongan darah yang dikenal adalah ABO dan Rh (Rhesus). Golongan
darah ABO terdiri dari golongan darah O, A, B, dan AB. Dan penggolongan
berdasarkan faktor Rh terbagi menjadi Rh+ dan Rh-. Golongan
darah juga diturunkan berdasarkan golongan darah ayah dan ibu. Jika orang tua
kamu ada yang bergolongan darah O, maka kamu dan saudara-saudara kamu sekandung
akan memiliki kemungkinan bergolongan darah O atau golongan darah lainnya
kecuali AB. Sebaliknya, jika orang tua kamu ada yang bergolongan darah AB maka
kamu akan berpeluang memiliki golongan darah A, B, AB, dan tidak mungkin
bergolongan darah O.
Golongan
darah berguna pada saat kita mau melakukan transfusi darah. Yaitu proses
tranfer darah ke mereka yang membutuhkan, misal karena kekurangan darah oleh
sebab kecelakaan, penyakit,atau sebab lain. Darah yang di berikan kepada orang
yang menerima harus ”cocok”. Jika tidak akan terjadi masalah yang fatal, bahkan
kematian.
Kelainan
Dan Penyakit Pada Sistem Peredaran Darah
Kelainan
dan penyakit pada sistem peredaran darah sering kita jumpai pada seseorang.
Kelainan dan penyakit tersebut dapat
disebabkan oleh faktor keturunan (genetis), adanya kerusakan pada sistem
peredaran darah, dan faktor-faktor lain yang belum diketahui. Kelainan dan
penyakit tersebut antara lain anemia, thalasemia, hemofilia, leukimia,
leukopenia, hipertensi, dan koronariasis.
Ø Anemia
Anemia sering
disebut sebagai penyakit kurang darah. Kurang darah terjadi karena kandungan
hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah rendah atau berkurangnya sel darah merah.
Berkurangnya kandungan Hb dapat disebabkan makanan yang kurang mengandung zat besi. Berkurangnya sel darah
merah sering terjadi pada penderita penyakit malaria. Hal ini karena plasmodium sebagai penyebab penyakit
malaria memakan sel darah merah. Demikian pula penderita penyakit cacing
tambang juga sering mengalami anemia.
Apabila penyebab
anemia karena kekurangan zat besi sehingga Hb rendah, maka harus mengkonsumsi
makanan yang kaya zat besi, misalnya hati, daging, dan sayuran hijau.
Ø Thalasemia
Thalasemia
merupakan penyakit anemia yang diturunkan. Thalasemia sering terdapat pada bayi
dan anak-anak. Pada penderita thalasemia, daya ikat sel darah merahnya terhadap
oksigen rendah karena kegagalan pembentukan hemoglobin. Penderita thalasemia
berat (thalasemia mayor) membutuhkan transfusi darah setiap bulan.
Ø Hemofilia
Hemofilia
merupakan penyakit yang menyebabkan darah sukar membeku bila terjadi luka. Kelainan
ini disebabkan oleh faktor keturunan (genetis). Kelainan tidak dapat diobati,
tetapi dapat di cegah. Penderita harus menghindari terjadinya pendarahan agar
darah tidak mengalir terus.
Ø Leukimia
Leukimia atau
kanker darah adalah penyakit bertambahnya sel darah putih yang tidak
terkendali. Beberapa gejala leukimia:
· Demam,
kedinginan, dan gejala seperti flu
· Badan
lemah dan sakit kepala
· Sering
mengalami infeksi
· Kehilangan
berat badan
· Berkeringat,
terutama malam hari
· Nyeri
tulang atau sendi.
Ø Hipertensi
Hipertensi
disebabkan oleh tekanan darah yang tinggi di dalam arteri. Hipertensi atau
tekanan darah tinggi terjadi bila nilai ambang tekanan sistolik antara 140-200
mmHg atau lebih, dan nilai ambang tekanan ambang tekanan diastolic antara
90-110 mmHg atau lebih. Keadaan ini tidak bisa disembuhkan tetapi bisa
dikontrol dengan pola hidup sehat dan obat-obatan. Pada penderita hipertensi
dianjurkan tidak merokok, tidak minum minuman alcohol, diet rendah garam dan
rendah lemak, olahraga secara teratur, dan istirahat bila lelah atau tegang.
Ø Koronariasis
Koronariasis
merupakan penyempitan atau penyumbatan nadi (arteri koronaria) pada jantung.
Melalui nadi tajuk tersebut jantung mendapat makanan dan oksigen. Nadi tajuk
berukuran kecil sehingga bila tersumbat, denyut jantung dapat terganggu atau
terhenti. Penderita yang terkena koronariasis akan merasakan sakit dibagian
dada (jantung).
Ø
Varises
Varises
merupakan pelebaran pembuluh balik (vena). Varises biasanya terjadi dikaki
terutama di bagia betis. Varises yang terdapat di dekat anus disebut ambeien.
Varises merupakan hal yang biasa terjadi dan tidak berbahaya.
D. Komposisi Darah dan Fungsinya
Darah terdiri
dari 45% komponen sel dan 55% plasma. Komponen tersebut adalah sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Sel
darah merah berjumlah 99% dari total komponen sel, sisanya 1% sel darah putih
dan platelet. Plasma terdiri dari air 90% dan 10% sisanya dari protein plama,
elektrolit, gas terlarut, berbagai produk sampah metabolisme, nutrien, vitamin,
dan kolesterol.
Protein plasma
terdiri dari albumin, globulin, dan fibrinogen, albumin merupakan protein
plasma yang paling banyak dan membantu mempertahankan tekanan osmotik plasma
dan volume darah. Globulin mengikat hormon yang tidak larut dan sisa plasma
lainnya agar dapat larut.
E. Proses Eritropoiesis
Sel darah merah
adalah salah satu komponen darah yang menempati 42-45 % volume darah 5 hingga
5,5 liter pada orang dewasa. Persentase volume darah total yang ditempati oleh
sel darah merah dikenal sebagai hematokrit. Sel darah merah berbentuk bulat
bikonkaf, berwarna merah, tidak memiliki nukleus dan organel-organel, tetapi
dipenuhi oleh hemglobin, yaitu molekul yang mengandung besi yang dapat
berikatan dengan O2 secara longgar dan reversibel.
Pembentukan (Eritropoiesis)
Sel darah merah
tidak memiliki nukleus, oleh karena itu sel ini tidak dapat mensintesis DNA
untuk membentuk protein yang digunakan dalam pertumbuhan, pembelahan dan
perbaikan sel. Maka dari itu sel darah merah hanya mampu bertahan rata-rata 120
hari dengan hanya berbekal sedikit zat-zat yang disintesis sebelum nukleus dan
organel-organel dikeluarkan pada fase pembentukan sel darah merah/eritropoiesis
di dalam sumsum tulang merah (Baldy, 2006). Produksi sel darah merah oleh
sumsum tulang merah dalam keadaan normal seimbang dengan kecepatan lenyapnya
sel darah merah yang sudah tua dalam organ limpa dan hati, sehingga hitung sel
darah merah konstan.
Eritropoiesis
dirangsang oleh eritopoietin, hormon yang dikeluarkan ginjal sebagai respon
terhadap peningkatan kapasitas mengangkut O2 oleh sel darah merah
akibat kebutuhan O2 oleh jaringan yang semakin meningkat atau kurang
teroksigenisasinya suatu jaringan. Berikut gambaran proses eritropoiesis dan
kontrol umpan balik negatif (Sacher dan Richard,2004; Sheerwood,2001):
Proses dimana
eritrosit diproduksi dinamakan eritropoiesis. Secara terus-menerus, eritrosit
diproduksi di sumsum tulang merah, dengan laju produksi sekitar 2 juta
eritrosit per detik (Pada embrio, hati berperan sebagai pusat produksi
eritrosit utama). Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritropoietin (EPO)
yang disintesa oleh ginjal. Hormon ini sering digunakan dalam aktivitas
olahraga sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang
belakang, sel yang berkembang ini dinamai retikulosit dan jumlahnya sekitar 1%
dari seluruh darah yang beredar.
Eritrosit
dikembangkan dari sel puncak melalui retikulosit untuk mendewasakan eritrosit
dalam waktu sekitar 7 hari dan eritrosit dewasa akan hidup selama 100-120 hari.
Eritropoiesis :
Sel Bakal Pluripoten → Sel Bakal
Mieloid → BFU-E (burst forming unit erythroid) → CFU-E (colony forming unit
erythroid) → Proeritroblas → Basofilik Eritroblas → Polikromatofilik Eritroblas
→ Ortokromatofilik Eritroblas → Retikulosit → Eritrosit (sel darah merah).
Kontol umpan balik negatif :
Kebutuhan jaringan akan O2
→ Peningkatan kapasitas mengangkut O2 → Ginjal mensekresi
eritropoietin → Eritropoiesis meningkat di sumsum tulang → Produk sel darah
merah meningkat → Oksigenisasi jaringan terpenuhi → Ginjal menurunkan jumlah
sekresi eritropoietin.
F.
Proses
Pengangkutan oksigen (O2)
Metabolisme
aerob berperan dalam pembakaran nutrien dan membentuk energi. Proses ini
menggunakan oksigen (O2) dan menghasilkan karbodioksida (CO2).
Sistem sirkulasi berperan mengantarkan O2 dan nutrien ke jaringan
tubuh, kemudian mengambil CO2 yang terbentuk. Peran ganda dari
sistem sirkulasi dalam hal transportasi oksigen dan karbondioksida disebut
sebagai fungsi respirasi darah.
Sistem
transportasi oksigen terdiri dari sistem paru dan sistem kardiovaskular. Proses
pengantaran ini tergantung pada jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru
(ventilasi), aliran darah ke paru-paru dan jaringan (perfusi), kecepatan difusi
dan kapasitas membawa oksigen. Kapasitas darah untuk membawa oksigen
dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang larut dalam plasma, jumlah hemoglobin dan
kecenderungan hemoglobin untuk berikatan dengan oksigen (Ahrens, 1990). Jumlah
oksigen yang larut dalam plasma relatif kecil, yakni hanya sekitar 3%. Sebagian
besar oksigen ditransportasi oleh hemoglobin. Hemoglobin berfungsi sebagai
pembawa O2 dan CO2.
Molekul hemoglobin
dicampur dengan oksigen untuk membentuk oksi hemoglobin.Pembentukan oksi
hemoglobin dengan mudah berbalik (revesibel), sehingga memungkinkan hemoglobin
dan oksigen berpisah, membuat oksigen menjadi bebas. Sehingga oksigen ini biasa
masuk ke dalam jaringan. Adapun dalam sistem transpornya O2 dapat
dibagi menjadi 2:
• 1,5% O2 terlarut di
plasma.
• 98,5% O2 berikatan
dengan hemoglobin membentuk oksihemoglobin.
Dengan tingginya
tekanan parsial O2 (PO2) di darah dibanding di jaringan,
maka O2 akan ditranspor dari darah ke jaringan. Faktor yang dapat
mempengaruhi transpor O2 selain PO2 adalah pH, PCO2,
suhu, & 2,3 BPG. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi afinitas O2.
Transpor
oksigen merupakan bagian dari proses eksternal respirasi, yaitu pertukaran gas antara
atmosfir dan paru-paru, pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara paru-paru
dan darah, transpor oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan pertukaran gas
antara darah dan sel. Normalnya, sekitar 97% oksigen ditranspor dari paru-paru
ke jaringan terikat dengan hemoglobin dan sisanya 3% terlarut dalam plasma.
Untuk memonitor oksegenasi dalam jaringan digunakan beberapa parameter seperti
oxygen delevery (DO2), oxygen Content ( CaO2) , tekanan
parsial oksigen, saturasi oksigen, dan oxygen consumption (VO2).
Terapi oksigen harus segera diberikan pada keadaan-keadaan hipoksemia atau yang
dicurigai hipoksemia, Evaluasi terapi oksigen dapat dilakukan dengan
pemeriksaan fungsi sistem kardiopulmoner dan analisa gas darah (J Med Nus.
2006;26 : 134-140). Transpor O2 dari paru ke jaringan diuraikan
menjadi 4 parameter, yaitu:
a. Konsentrasi O2 di dalam darah
b. Kecepatan pengantaran/pengiriman (delivery)
O2 di darah arteri
c. Kecepatan pengambilan (uptake) O2
dari kapiler darah ke jaringan
d. Fraksi O2 di kapiler darah yang
masuk ke jaringan.
Oksigen tidak
mudah larut di dalam air. Sekitar 93% plasma adalah air sehingga untuk
memudahkan oksigenisasi darah diperlukan molekul khusus pengikat oksigen, yaitu
hemoglobin. Konsentrasi oksigen (O2) dalam darah, juga disebut
kandungan O2 (O2 content), merupakan gabungan O2 yang
terikat pada hemoglobin dan O2 yang terlarut dalam plasma.
Konsentrasi O2 yang
terikat pada hemoglobin (HbO2) ditentukan oleh variabel pada
persamaan –> HbO2 = 1.34 x Hb x SO2
Hb adalah konsentrasi
hemoglobin dalam darah dan biasa dinyatakan dalam gram per 100 militer (g/dL).
Angka 1,34 adalah kapasitas pengikatan oksigen oleh hemoglobin. (dinyatakan
dalam mL O2 per gram Hb). SO2 adalah rasio hemoglobin
yang mengikat oksigen terhadap jumlah total hemoglobin dalam darah (SO2
= HbO2/total Hb), juga disebut saturasi O2 dari
hemoglobin. HbO2 dinyatakan dengan satuan yang sama dengan Hb
(g/dL).
Pada persamaan 1
diketahui bila hemoglobin tersaturasi semua dengan O2 (misal, bila
SO2=1), maka tiap gram hemoglobin akan mengikat 1,34 mL oksigen.
Satu gram hemoglobin secara normal mengikat 1,39 mL oksigen. Namun ada fraksi
kecil (3-5%) dari hemoglobin dalam sirkulasi yaitu methemoglobin dan
karboksihemoglobin, yang memiliki kapasitas pengikatan O2 rendah.
Sehingga angka yang lebih rendah, 1,34 mL/g, lebih representatif sebagai
kapasitas pengikatan O2 dari hemoglobin total.
Konsentrasi O2
terlarut dalam plasma ditentukan oleh kelarutan O2 dalam air
(plasma) dan tekanan parsial oksigen (PO2) dalam darah. Kelarutan O2
dalam air dipengaruhi suhu (kelarutan akan meningkat saat suhu menurun). Pada
suhu tubuh normal (37º), 0,03 mL O2 akan larut dalam 1 liter air
saat PO2 1 mmHg. Nilai ini dinyatakan sebagai koefisien kelarutan
yaitu 0,03 mL/L/mmHg (atau 0,003 mL/100 mL/mmHg. Konsentrasi O2
terlarut (dalam mL/dL) (pada suhu tubuh normal) dinyatakan dalam persamaan
–> O2 terlarut = 0,003 x PO2
Persamaan ini
menunjukkan bahwa kelarutan oksigen dalam plasma sangat kecil. Misalnya, jika
PO2 100 mmHg maka 1 liter darah hanya akan mengandung 3 mL O2
terlarut.
Konsentrasi O2 dalam
darah arteri (CaO2) dapat dihitung dengan menggabungkan persamaan 1
dan 2 serta menggunakan saturasi O2 dan PO2 dari darah
arteri (SaO2 dan PaO2) –> CaO2 = (1,34 x Hb
x SaO2) + (0,003 x PaO2)
Ada sekitar 200
mL O2 dari tiap liter darah arteri dan hanya 1,5% (3 mL) yang
terlarut dalam plasma. Konsumsi oksigen rata-rata orang dewasa adalah 250
mL/menit, yang berarti jika orang dewasa terpaksa hanya menggunakan O2
terlarut dalam plasma maka diperlukan curah jantung (cardiac output) 89 L/menit
untuk mempertahankan metabolisme aerob. Hal ini menunjukkan pentingnya
hemoglobin dalam hal transport oksigen.
Konsentrasi O2
dalam darah vena (CvO2) dapat dihitung dengan cara yang sama dengan
CaO2, menggunakan saturasi O2 dan PO2 dari
darah vena (SvO2 dan PvO2) –> CvO2 = (1,34
x Hb x SvO2) + (0,003 x PvO2)
Volume total O2
dalam sirkulasi darah dapat dihitung dari volume darah dan konsentrasi O2
dalam darah. Jumlah volume O2 dalam darah arteri dan vena adalah 805
mL. Untuk memahami gambaran terbatasnya volume O2, maka ingat bahwa
konsumsi O2 seluruh tubuh dari orang dewasa rata-rata saat istirahat
adalah sekitar 250 mL/menit. Artinya, volume total O2 di dalam darah
cukup menopang metabolisme aerob hanya untuk selama 3-4 menit. Jadi jika pasien
berhenti napas, kita hanya punya sedikit waktu yang berharga (hitungan menit)
untuk memulai tindakan bantuan napas sebelum persediaan oksigen dalam darah
habis.
Keterbatasan
jumlah O2 dalam darah juga diperlihatkan oleh metabolisme oksidatif
glukosa, yang tertulis dengan rumus:
C6H12O6
+ 6O2 –> 6CO2 + 6H2O.
Rumus ini
menunjukkan bahwa oksidasi sempurna dari 1 mol glukosa membutuhkan 6 mol
glukosa. Untuk menentukan apakah O2 dalam darah cukup untuk
memetabolisme glukosa dalam darah, perlu diketahui jumlah glukosa dan oksigen
dalam darah dalam satuan milimol (mmol). Nilai yang tampak di sini berdasarkan
kadar glukosa darah 90 mg/dL atau 90/180 = 0,5 mmol/dL, volume darah 5 liter,
dan O2 darah total 805 mL atau 805/22,4 = 36,3 mmol:
a. Glukosa total dalam darah: 25 mmol
b. O2 total dalam darah: 36,3 mmol
c. O2 yang dibutuhkan untuk
metabolisme glukosa: 150 mmol
d. Hal di atas menunjukkan O2 di
dalam darah hanya 20 hingga 25% dari jumlah yang dibutuhkan untuk metabolisme
oksidatif glukosa dalam darah.
G. Proses Pengangkutan Karbondioksida
Adalah
peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel)
kiri jantung lalu diedarkan keseluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida
di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena
menuju serambi kanan (atrium) jantung.
Transport
Karbondioksida Yaitu:
ü Kelarutan
karbondioksida lebih besar daripada oksigen. Namun pengangkutan karbondioksida
tak dapat dilakukan hanya dengan mengandalkan kelarutannya. Karbondioksida
dalam plasma darah terutama diangkut dalam bentuk ion bikonkaf (HCO3).
CO2 berdifusi kedarah dari sel jaringan yang memprodiksinya (sel
yang bermetabolisme).
Pengangkutan
dilakukan dengan cara:
·
Sejumlah kecil CO2 bereaksi dengan air di
plasma membentuk asam karbonat (H2CO3). Laju pembentukan
senyawa ini rendah. Hanya sedikit CO2 yang diangkut dalam bentuk H2CO3.
Asam karbonat yang terbentuk bereaksi dengan berbagai sistem bufer dalam darah
sehingga tidak mengubah pH darah.
|
·
Sebagian besar CO2 berdifusi dari plasma
masuk kebutir darah merah. Maka terbentuk H2CO3,
prosesnya dipercepat dengan bantuan enzim anhidrase karbonat. Dan senyawa
tersebut terionisasi menjadi ion bikarbonat dan hidrogen.
|
·
Sebagian dari asam karbonat yang terbentuk dibutir
darah merah yang telah diuraikan diatas tetap berada di dalam dan bereaksi
dengan hemoglobin. Hbo2 dan HHb bersama-sama membentuk system buffer
di dalam butir darah merah agar asam karbonat tidak mengubah pH.
|
·
Akhirnya, beberapa CO2 yang terlarut
masuk kebutir darah merah kemudian bereaksi langsung dengan gugus amino (- NH2)
pada HbO2 membentuk senyawa karbamino disebut karbhemoglobin.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
BAB
III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Darah Mengalir
ke seluruh tubuh manusia melalui sistem peredaran darah. System peredaran darah
didukung oleh alat-alat peredaran darah. Yaitu jantung dan pembuluh darah.
Darah berfungsi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar